selamat siang teman-teman.
maapkan saya sebagai blogger murtad yang ternyata sudah lama tidak membuka blog sendiri. saya akui kalau rencana saya untuk blogging sebebas-bebasnya setelah UAS terpaksa dikandaskan oleh fakta bahwa saya mendapat remidi UAS yang bisa dikatakan tidak sedikit. okelah, saya memang tidak begitu pintar. tapi, seperti yang pernah saya katakan di postingan saya sebelumnya bahwa nanti di akhirat bukanlah teori relatifitas yang akan ditanyakan oleh para malaikat. melainkan, amal dan perbuatan kita selama di dunia. dan saya akui pula kalau amal dan perbuatan saya pun masih minim. habislah saya. akhirnya, sekarang saya punya kesempatan untuk melanjutkan perjalanan blog saya yang terhenti sejenak.
kalau selama ini anda merasa kurang bahagia dengan hidup, cobalah ingat kalau masih banyak orang di sekitar anda yang mungkin lebih menderita dari anda. dan kalau anda pikir tetangga anda sangat meresahkan, cobalah lihat ke luar bahwa masih banyak orang yang memiliki tetangga yang lebih meresahakan. seperti saya.
memiliki tetangga seperti tetangga yang saya miliki membuka pikiran saya kalau otak yang waras adalah yang anugerah terindah dari Allah. karena, kalau anda pernah membaca postingan saya sebelumnya tentang cewek berbaju hijau yang ehm, otaknya mengalami pergeseran, dia adalah tetangga saya.
maap kalau foto anda terpampang disini...
beberapa hari yang lalu, ketika saya sedang khusyuk mengerjakan tugas di rumah, datang dua ekor teman saya. kami pun berbincang mesra sambil disinari bulan purnama yang bersinar terang. *ini terdengar aneh* tiba-tiba, angin kencang berhembus menerpa pohon rambutan sehingga daun-daunnya bergesekkan menimbulkan suara SEKKKK KRESSEEKKK. indera keenam saya mengatakan kalau akan ada sesuatu yang mendekat. sesuatu yang sangat tidak diinginkan. sesuatu yang salah. dan dari ujung jalan, terlihat asap pekat dengan sinar merah yang menakutkan. terlihat tetangga saya sedang membakar singkong. oke, settingnya bergeser sedikit. zoom in ke kanan dari asap itu, terlihat dia. wanita berbaju hijau dengan senyumnya yang bisa bikin nyeri otot, sedang menatap tajam ke arah saya. KE ARAH SAYA, TEMAN-TEMAN.
melihat saya tidak sendirian, dia bergegas menghampiri saya. dan, seperti sudah ditakdirkan sebelumnya, dia hinggap di pagar rumah saya sambil tersenyum mesra. pemandangan kali ini tidak disia-siakan begitu saja oleh teman saya. mengetahui bahwa saya adalah incaran cewek misterius itu, saya dipaksa untuk mengalihkan perhatiannya. dan, ya. dia tidak berkedip menatap saya. salah satu teman saya berjalan mendekat ke arah cewek itu kemudian JEPPRRREET dia berhasil mefotonya.
anehnya, mengetahui ada sinar blitz dia langsung pasang tampang mulut monyong sambil tangan ditiupkan ke bibir. ternyata, selain gila, dia juga narsis. tidak tahan dengan kondisi yang tidak senonoh itu, saya mengajak teman saya untuk masuk ke rumah.
karena, saya anak yang peduli dan suka sesama. tidak, yang terakhir itu bohong. saya masuk kedapur dan membuat minuman untuk teman saya. apa yang terjadi teman-teman?
CEWEK BERBAJU HIJAU ITU MASUK KE RUMAH SAYA.
tidakkk!
untungnya, ayah saya melihatnya dan segera bertindak tegas. beliau membaca AllahummaLakasumtu bla bla bla dan cewek itu pergi dengan tenang. untuk besoknya, saya tidak akan lupa menabur garam di depan rumah.
tenyata, teror cewek itu belumlah usai.
besoknya, ketika saya baru pulang sekolah dan merasakan perut yang lapar saya melihat di depan mushola ada penjual mie ayam sedang istirahat. yang tidak saya lihat adalah keberadaan cewek baju hijau di balik tembok rumah saya. saya pun masuk ke dapur untuk mengambil mangkok. dan PRAAANNGG pecah. sepertinya alam sudah memperingatkan saya. namun, karena ini urusan perut, saya ambil mangkok satu lagi dan berjalan dengan gagah berani menuju tempat penjual mie ayam.
singkat cerita, sampailah saya di depan mushola tanpa kurang suatu apa. sambil menunggu tukang membuatkan mie, saya duduk-duduk di depan mushola. saat itulah, cewek berbaju hijau menampakkan wujudnya. melihat gelagat yang kurang baik, saya pun meminjam garpu milik tukang mie ayam sebagai senjata kalau-kalau saya digagahi di depan mushola.
sepertinya waktu terasa berjalan begitu lambat ketika cewek itu berjalan menghampiri saya.
nafas saya mulai tak beraturan.
dia tersenyum dan melambai.
garpu di tangan sudah mulai begetar.
dia berjalan ke belakang saya.
menghembuskan nafas panasnya di tengkuk saya.
dan pada saat itulah,
... dia menyentuh saya.
di tengkuk, teman-teman.
HUAHAHAHAHA.
tetangga-tetangga saya yang sedang ikut mengantri mie ayam melakukan koor ketawa yang lumayan keras.
saat itu, saya harap saya menguasai jurus menghilang.
Labels: Sehari hari